BREAKING NEWS

Recent Posts

ULTAH PERKAWINAN PERAK (25 TH)



ACARA KEBAKTIAN UCAPAN SYUKUR ULANG TAHUN PERKAWINAN PERAK
(19 MARET 1988 S.D. 19 MARET 2013)
SABTU, 23 MARET 2013

THEMA : “TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Kejadian 2 :18, 21-24



MC : Debbie Naomi Edriani Boru Siahaan
(hadirin dimohon berdiri)

I. Salam Pembuka (MC) : Bapak/Ibu, Amang/Inang, Saudara-saudara yang kekasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, kami sekeluarga mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadirannya sehubungan dengan undangan kebaktian ucapan syukur ulang tahun ke-25 perkawinan hari ini. Kiranya kebaktian ini diberkati oleh Tuhan dalam Nama Allah Bapa, Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Amin. Mari kita awali kebaktian ucapan syukur ini dengan bernyanyi dari KJ No. 15 : 1 ~ 2.

Bernyanyi: KJ  No. 15 : 1 - 2 ”Berhimpun Semua”
1)      Berhimpun semua menghadap Tuhan/dan pujilah Dia, pemurah benar/Berakhirlah segala pergumulan, diganti kedamaian yang besar.

2)      Hormati nama-Nya serta kenangkan/mujizat yang sudah dibuat-Nya./Hendaklah t’rus syukurmu kaunyatakan/di jalan hidupmu seluruhnya. 
(hadirin duduk)

II.      MC:  Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, namun di sisi lain Alkitab bersaksi bahwa segala ciptaan itu baik adanya. ”Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Bukankah Allah sejak semula telah mengajak manusia yang sendiri itu untuk menjadi baik, oleh sebab itu dia harus berdua dan menjadi satu dengan istrerinya? ”Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”

III. Bernyanyi: BE No. 701: 1 + 3 ”Tu Ho do Au Marpadan”
1)      Tu Ho do au marpadan O Jesus Tuhanki,/asa burju haposan au di adopan-Mi/sai Ho ma mandongani au di ulaonki./ajari pargogoi ma au di dalanki.

3)   Padan-Mu ale Jesus tu angka ruas-Mi,/luhut do toguon-Mu tu hasangapon-Mi,/padanku pe O Jesus satia au tu Ho,/sai pargogoi mau,  lao mengihuthon Ho.
  
IV. MC: Di tengah kesibukan masing-masing bekerja sambil kuliah, si laki-laki itu kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta  sementara si perempuan itu kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Semarang, bersepakat untuk saling bertemu di Solo dimana kedua orang tuanya tinggal. Di tengah perjalanan malam menggunakan Kereta Api Senja Utama, banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam hati namun sampai tiba di Stasiun Solo Balapan tidak satupun dari pertanyaan itu mendapat jawaban kecuali bertekad harus sampai di alamat yang telah tercatat Jalan Slamet Riyadi Nomor 540 dan bertemu dengan dia.
  
V. Bernyanyi: PKJ No. 165 : 1 - 2 ”Janji yang Manis”
1)  Janji yang manis : ”Kau tak Kulupakan”/tak terombang ambing lagi jiwa ku/walau lembah hidupku penuh awan, nanti kan cerahlah langit dia tas ku. Reff : ”Kau tidak ’kan Aku lupakan, Aku memimpinmu, Aku membimbingmu;/Kau tidak ’kan Aku lupakan, Aku penolongmu, yakinlah teguh”

2)      Yakin ’kan janji : ”Kau tak Kulupakan”/dengan suka cita aku jalan t’rus/dunia dan kawan tia da kuharapkan/satu yang setia : Yesus Penebus. Reff : ”Kau tidak ’kan Aku lupakan ............

VI. MC : Istirahat sejenak, mandi dan sarapan di rumah keluarga teman satu kampus yang sedang mudik di daerah Madya Taman. Keluarga ini demikian ramah terlebih anak perempuannya yang ternyata bersuamikan orang Batak dan mereka tinggal di Pontianak Kalimantan Barat, seakan menjawab berbagai pertanyaan yang muncul di hati dalam perjalanan di Kereta Api semalam.  

VII. Bernyanyi: NKB No. 34 : 1 + 3  ”SetiaMu Tuhanku Tiada Bertara”
1)      Se tia Mu, Tuhanku tia da bertara/di kala suka di saat gelap/KasihMu Allah ku, tidak berubah,/Kaulah pelindung abadi tetap./Reff : Se tia Mu Tuhanku, mengharu hatiku,/setiap pagi bertambah jelas./Yang kuperlukan tetap Kau berikan, sehingga akupun puas lelas.

2)      Damai-Mu Kauberi, dan pengampunan/dan rasa kuatir pun hilang lenyap/kar’na ’ku tahu pada masa mendatang:/Tuhan temanku di t’rang dan gelap./Reff : Se tia Mu Tuhanku .............
  
VIII. MC: Tiba saatnya berangkat dengan naik becak dan tiba di sebuah rumah tua sepertinya masih peninggalan Belanda kokoh berdiri serta disambut oleh seorang lelaki tua yang sedang duduk di teras rumah. Setelah memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatangan, lelaki tua itu memanggil perempuan yang dimaksud. Hal ini pula sebagai jawaban dari berbagai pertanayaan yang muncul di hati dalam perjalanan Kereta Api semalam. Si perempuan keluar dan sambil berdiri keduanya bersalaman sambil saling tatap, hati ini berbisik :”cantik!” Disusul dengan bisikan lebih lanjut : ”Inikah dia Tuhan, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” Konsep seperti ini akrab sekali dalam hidup terlebih selama kuliah aktif dalam persekutuan doa sampai mengerti apa arti hidup baru.

IX. Bernyanyi Koor Jetun (Tuhan Ondihon Ahu)

X. MC: Suka duka silih berganti dialami oleh kedua insan ini seiring dengan perjalanan waktu, sampai tiba saatnya maju sidang skripsi dan dinyatakan lulus menjadi sarjana, salah satu prasyarat yang dirindukan sejak lama di dalam hati dia. Dengan berbekal hal tersebut, diadakan acara lamaran dan kemudian menyepakati tanggal perkawinan serta gereja tempat pemberkatan.
  
XI. Bernyanyi: KJ No. 318 : 1 - 2 ”Berbahagia Tiap Rumah Tangga”
1)      Berbahagia tiap rumah tangga, di mana Kaulah tamu yang tetap/dan merasakan tiap suka cita tanpa Tuhannya tia dalah lengkap/di mana hati girang menyambut-Mu dan memandang-Mu dengan berseri/tiap anggota menanti sabda-Mu dan taat akan firman yang Kau b’ri.

2)      Berbahagia rumah yang sepakat hidup sehati dalam kasih-Mu/serta tekun mencari hingga dapat damai kekal di dalam sinar-Mu/di mana suka-duka ’kan dibagi; ikatan kasih semakin teguh/di luar Tuhan tidak ada lagi yang dapat memberi berkat penuh.

XII. MC: Sabtu, tanggal 19 Maret 1988, pukul 10.00 pemberkatan perkawinan dilayankan oleh Pdt. J.S. Siwalette dari Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Jln Sudirman No 1 Surakarta dihadiri oleh kedua keluarga besar. Dua puluh lima tahun yang lampau acara tersebut dilangsungkan, beberapa orang yang hadir saat ini sebagian kecil hadir waktu itu dan dicoba dengan membuat acara tersebut saat ini setelah 25 tahun kemudian di samping berimajinasi dan sekaligus nyata bagian besar saat ini yang tidak hadir saat itu dapat menyaksikan peristiwa tersebut sehingga sukacita perkawinan yang dirasakan dapat dirasakan pula oleh saudara sekalian.

XIII. Bernyanyi: BE No. 716 : 1 - 2  “Di Na Mamolus Sandok Ngoluon”
1)      Dinamamolus sondok ngoluon gok do namarsak gale./boan sinondang tu naholomi asa margogo muse/Reff : Bahen ma ahu parhitean-Mu pasu-pasuM ma baor mai/ale Tuhanhu patupa ma au baen pasu-pasu tu dongan sude.

2)      Sai baritahon Jesus na burju, tuk manesa dosai/asa porsea di Jesus tutu, denggan pambaenmu disi/Reff : Bahen ma ahu ....
  
XIV. MC: Saudara-saudaraku yang kekasih di dalam Tuhan Yesus, siapakah mereka yang berbahagia dan bersuka cita tersebut yang kesemuanya itu diharapkan dapat dinikmati dan dibagikan bagi kita semua. Tidak lain dan tidak bukan adalah papah dan mamah kami tercinta : St. Edison Siahaan dan Nunuk Saptorini Boru Silalahi (dipersilakan untuk menyampaikan seperti apa perasaannya saat ini).

Mamah: Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus, yang oleh perkenannya acara ini dapat berlangsung demikian baik dan penuh sukacita. Terima kasih kami sampaikan kepada Amang/Inang, kakak, adik, ponakan, cucu ponakan, dan seluruh undangan yang berbahagia, atas kesediaannya datang memenuhi undangan ini dan harapan kami sukacita ini dapat kami bagikan bagi kita semua yang hadir saat ini. Sejak masuk dalam keluarga ini dan bahkan jauh sebelumnya, saya sudah berjanji ketika suatu saat kelak masuk dalam perkawinan akan mengabdi kepada suami dan anak-anak dengan cara dan budaya yang diajarkan oleh orang tua saya. Ketika masuk dalam perkawinan dan berinteraksi dengan keluarga ini, saya juga menyadari bahwa perkawinan antara saya dengan suami saya tidak hanya berdua tapi juga perkawinan antar kedua keluarga besar. Oleh sebab itu sebagaimana saya telah berjanji bahwa saya akan mengabdi kepada suami dan anak-anak, saya juga akan mengabdi kepada keluarga besar suami saya. Hal ini saya wujudnyatakan dengan berbuat sesuai dengan apa yang mampu saya perbuat dan sampai pada akhirnya diangkat menjadi boru Batak boru Silalahi Ompu Raja Mual dari Pagar Batu Balige bertempat di Gedung Serbaguna HKBP Balige pada hari Sabtu tanggal 22 Juni 2002. Semuanya ini saya perbuat karena saya yakin akan satu hal bahwa : “Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya kepada Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” Tunduklah dan kasihilah adalah ibarat dua sisi dari satu koin yang sama. Jika salah satu di antaranya tidak ada, maka koin itu tidak akan berharga.
Kami bersyukur karena Tuhan pula yang mencukupkan semua yang diperlukan sampai papahnya anak-anak memasuki usia pensiun tanggal 1 Maret 2013 menyusul saya sendiri jika Tuhan mengijinkan pada tanggal 1 Januari 2014 yang akan datang. Di saat itu pula kedua anak kami Debbie Naomi Edriani Boru Siahaan menyelesaikan studinya menjadi Sarjana Ekonomi dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan Nicodemus Bonardo Siahaan menjadi Sarjana Peternakan dari Universitas Diponegoro Semarang. Dikandung maksud  sekiranya Tuhan berkenan Debbie setelah bekerja 2 tahun sebagai persyaratan mendapatkan beasiswa, akan meneruskan studinya ke S2 di luar negeri dan akan berprofesi sebagai dosen dan konsultan atau apalah di bidang ekonomi makro, sementara Nico akan menjadi pengusaha peternakan sebagaimana Tuhan telah siapkan lahan untuk itu. Pada akhirnya sejak lama sampai tiba saatnya kami selalu berdoa agar kami sebagai orang tua diperkenankan Tuhan untuk menyaksikan mereka masuk dalam perkawinan dan melihat anak-anak dari anak-anak kami, sesuai dengan firman Tuhan dalam Mazmur 128 ayat 6. Akhir kata, kami mohon sudilah kiranya Amang/Inang mendoakan kerinduan kami itu agar kiranya Tuhan memberikan berkatnya bagi kita semua seturut kehendaknya. Botima!
Amang/Inang, perkenankanlah saya menyanyikan sebuah lagu dengan judul : “Boru Panggoaran.”
   
XV. MC: Saudaraku, dengan kerendahan hati kami mohon respons berupa kata sambutan dari:

  1. Keluarga Solo;
  2. Keluarga Koor Jetun (St. Kimron Manik);
  3. Pomparan Ompu Doan Siahaan (St. Luhut Siahaan); 
XVI. KHOTBAH: Kejadian 2 : 18, 21 - 24 (St. Hotman Siahaan)

XVII. Bernyanyi: KJ No. 289 : 1 - 3  “Tuhan Pencipta Semesta” (Persembahan)

1)      Tuhan pencipta semesta, Kaulah yang maha mulia;/sungguh besar karunia yang Kau beri.
 
2)      KasihMu nyata terjelma di sinar surya yang cerah,/di sawah dan tuaiannya yang Kau beri.

3)      Puji syukur terimalah atas berkat anugerah/di rumah yang sejahtera yang Kau beri.
(Ayat 3 hadirin berdiri)
  
XVIII. Doa Syafaat dan Penutup (St. Hotman Siahaan)

(Hadirin dipersilakan duduk) 

XIX. Ramah Tamah dan Makan Bersama
(Doa oleh Pdt. Mauli Siahaan)

Komplek Sekneg Blok D VI No. 1, 23 Maret 2013
Keuarga St. Edison Siahaan/Boru Silalahi
Debbie Naomi Edriani Boru Siahaan
Nicodemus Bonardo Siahaan



ULTAH PERKAWINAN PERAK (25 TH) ULTAH PERKAWINAN PERAK (25 TH) Reviewed by edisonsiahaan on 10:14 PM Rating: 5

No comments:

Sora Templates