BREAKING NEWS

Recent Posts

"Quo Vadis Sintua HKBP Serpong"

Sintua (Penatua), nomenklatur pelayan di hkbp gereja tempat saya mendapat penahbisan untuk mengaktualisasi Amanat Agung Tuhan Yesus sebagaimana tercatat di dalam Matius 28.

Sebagai seorang sintua, saya berharap sekali dapat berinteraksi dengan kawan sintua yang lain tentunya secara bersinergi untuk melaksanakan Amanat Agung di atas.

Tidak berlebihan, berbagai persoalan yang terjadi tentu dapat juga dicari solusinya apabila berkolaborasi dengan sesama sintua yang nota bene seharusnya satu pandangan karena referensinya satu yaitu Alkitab.

Sebagai makhluk sosial, apalagi orang Batak banyak mengikuti berbagai kumpulan dari mulai dalihan natolu (hula-hula, boru, dan dongan tubu), juga parsahutaon, dll. Tentu komunitas ini diharapkan saling bantu baik secara pelayanan dan kehidupan sehari-hari yang kadang-kadang memiliki persoalan yang porsi penyelesaiannya harus segera. Kalau ditunda akan mengakibatkan adanya kerugian besar, malu, menderita, dan lain sebagainya.

Saya dengan polos meyakini, komunitas sintua ini salah satu tempat yang pas untuk berbagi rasa dengan sesama sintua. Namun sampai saat ini kalau ditanya apakah kepolosan itu benar, secara jujur saya menjawab tidak terbukti sama sekali. Minimal sampai saat penulisan di blog ini, tidak tahu setelahnya dapat dibuktikan mudah-mudahan saja.

Saya ditahbiskan menjadi sintua hari Minggu, tanggal 7 September 1997, berharap aktualisasi terhadap Amanat Agung Tuhan Yesus dapat diperagakan. Namun berbagai benturan justru didapat dari kawan-kawan sintua sendiri. Beberapa program untuk menyampaikan Firman Tuhan, baik di partanginangan wijk maupun kebaktian umum yang tadinya diperkenankan oleh Pendeta untuk disampaikan oleh para sintua kata kawan-kawan kurang tepat dan sebaiknyalah pendeta yang menyampaikan khotbah.

Salah satu yang tidak pernah terlupakan dalam hidup adalah pembentukan Koor Ama Jetun HKBP Serpong. Pendekatan yang saya buat sebagai Sie Kerohanian dalam koor tersebut adalah : "Nyanyikanlah Nyanyian Baru Bagi Tuhan." Diambil dari Mazmur 98 : 1.

Koor adalah salah satu nafas bagi HKBP. Karena dengan koor-lah kebaktian di gereja ini semarak. Sekalipun setiap koor yang ada selalu sama dengan pasang surutnya, sebentar timbul sebentar pula tenggelam.

Metode ini tetap kami pertahankan, namun saya perkenalkan Mazmur 98 : 1 tadi. Karena dengan bernyanyi dengan nyanyian baru kami berharap pasang surut yang juga masih terjadi, namun ada sesuatu yang berbeda setelah memahami apa sesungguhnya nyanyian baru yang dimaksud.

Penggalan kalimat setelah nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, diteruskan dengan "sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib". Saya perkenankan kepada kawan-kawan bernyanyilah, karena keajaiban telah terjadi dalam hidup kita. Jangan menyanyi kalau keajaiban itu tidak kau dapat, karena tidak akan bermanfaat bagi kita dan bagi orang lain.

Seseorang bernyanyi karena keajaiban telah dia dapatkan dan rasakan, pastilah itu nyanyian baru sekalipun itu sudah berulang kali dinyanyikan alias sudah usang bagi dunia ini. Tapi oleh karena keajaiban Tuhan sudah nyata di dalam hidup kita, maka anak Tuhan yang bernyanyi pastilah itu nyanyian baru bagi Tuhan.

Masih dalam ingatan, tatkala bangsa Israel dikejar oleh tentara Firaun sementara laut Teberau terbentang di hadapan mereka dan tidak ada jalan lain, pastilah tertawan dan dibawa pulang kembali ke negeri perbudakan di Mesir. Keajaban Tuhan datang, bangsa Israel berjalan di tengah laut setelah laut tersebut terbelah sampai ke seberang. Sementera tentara Firaun dibuang-Nya dan dibenamkan ke laut Teberau. Maka bernyanyilah bangsa itu, ingat sequen-nya, setelah keajaiban yang terjadi itu, maka bernyanyilah bangsa itu : "Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur ........ (Keluaran 15).

Demikianlah Koor Ama Jetun ini berjalan sampai tanggal 27 Februari 2011 telah merayakan ulang tahunnya yang ke-8, sungguh meriah dengan mengundang para pendeta, koinonia, marturia, diakonia, sie ama, dll diakhiri dengan ramah tamah, evaluasi, dan door prize.

Perjalanan koor diisi dengan Penelaahan Alkitab yang menjadi roh dari koor ini, sehingga setiap pribadi lambat tapi pasti ibarat bayi yang suka susu pada waktunya akan mampu mengunyah makanan keras, dengan lantang akan mengumandangkan : "saya adalah Anak Tuhan, saya adalah orang percaya kepada Yesus Anak Allah yang tunggal, karena saya percaya Yesus, Dia yang mengatakan siapa percaya Allah dalam Yesus Kristus dia tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Sabda itu paripurna, tidak perlu lagi didiskusikan, karena itu otoritas Allah, tugas Allah. Karena tugas dan otoritas Allah, tidak ada satu kekuatanpun di dunia ini yang bisa menggagalkannya termasuk dirimu sendiri yang selalu diombang-ambingkan untuk mencoba-coba mendiskusikan kembali anugerah itu yang selalu pula mengombang-ambingkan pikiranmu, apakah betul? Jangan coba-coba lagi, Tuhan yang berkata, ya dan amin. Tugas kita adalah berbuat baik dan baca Firman Tuhan setiap hari.

Pemahaman seperti itu mulai merasuk anggota koor Jetun dan tampillah moto : "Jetun Tampil Beda". Bedanya, bernyanyi tanpa partitur, penelaahan alkitab sehingga terbitlah nyanyian karena keajaiban Tuhan sudah nyata. Dan yang pasti tidak pernah lagi bertanya : "Kemana saya setelah selesai dari dunia ini?" Tapi dengan mantap berkata : "Bila maut menjemput, pastilah saya masuk surga, karena Allah sendiri yang berjanji, dan saya tahu Allah tidak pernah berdusta."

Salah satu upaya ini tidak lain dan tidak bukan, merupakan tuntuan keputusan untuk masuk dalam komunitas sintua karena muatan inilah yang tertera sebagai tugas hasintuaon yang terdapat dalam 7 tugas sintua dalam Agenda HKBP.

Saya berpikir dalam kepolosan yang disebut di awal, bahwa tentulah kawan-kawan sintua mendukung upaya ini karena referensinya satu yaitu Alkitab. Namun apa yang saya dapatkan adalah tidak beda dari pelarangan seorang sintua berkhotbah di dalam kebaktian umum di HKBP Serpong. Apa itu Koor Jetun, eksklusif, liar, dan lain sebagainya, justru datang dari sebagian kawan-kawan sintua itu. Mengapa mereka bersikap seperti itu, adakah mereka rasa cemburu!

Sejenak saya jawab : "eksklusif ya, karena dalam masa pembinaan iman dengan harapan suatu saat nanti dapat menetas ibarat cell mampu menyuarakan siapa itu kebenaran, baru akan menjadi inklusif karena program itu pastilah ada akhirnya, dan akan menuai banyak jiwa." Semoga ya Tuhan, bukan kehendak kami kehendak-Mu lah yang jadi>

Akhir kata, hai kawan-kawan koor ama jetun hkbp serpong : "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15 : 58). Di sisi lain, wajarkah saya bertanya? Quo Vadis Sintua HKBP Serpong?
"Quo Vadis Sintua HKBP Serpong" "Quo Vadis Sintua HKBP Serpong" Reviewed by edisonsiahaan on 12:08 AM Rating: 5

No comments:

Sora Templates